PADA tahun 2005, ketika Syaukani HR masih aktif menjabat Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), ada istilah yang trend di kalangan pegawai pemkab, yaitu THR. Namun kata itu bukan singkatan dari tunjangan hari raya, tetapi singkatan dari tiap hari Rabu. Istilah itu muncul karena setiap pengumuman tentang mutasi atau pelantikan para pejabat, selalu dilakukan pada hari Rabu. Di hari itu, Ruang Serba Guna Bupati Kukar selalu dipenuhi pegawai, yang sebagian besar datang dengan harapan mendapat berita baik terkait kenaikan jabatan mereka. Hidayat, mantan Kasubdin Penataan Wilayah dan Konservasi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kukar tengah asik mengisap rokok saat ditemui Tribun. Ia salah satu pria yang selalu datang ke ruang serba guna setiap hari Rabu. Sayangnya, selama itu ia tak pernah mendengar namanya disebut untuk dipromosikan.
"Saya berkarir sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) selama puluhan tahun. Saya sudah bekerja sebaik mungkin untuk meraih jabatan eselon III. Tapi, entah kenapa, tiba-tiba saya dinonjobkan (tidak dipekerjakan)," kata Hidayat saat berkunjung ke Tribun Kaltim Biro Samarinda beberapa waktu lalu.
Awalnya, Hidayat tak terlalu risau saat diberi posisi non job pada 19 Oktober 2005. Karena ia masih memiliki harapan besar namanya dipromosikan, setiap Rabu ia ada di ruang serbaguna. "Seangkatan dengan saya, ada ratusan eselon III dan IV yang dinonjobkan. Waktu itu saya sabar saja, karena yakin minggu depan akan dilantik. Tapi hingga saat ini tidak ada kabar saya akan ditempatkan dimana. Kalau rekan-rekan lain ada yang sudah mendapat posisi," ujarnya.
Pria yang bekerja sejak Distamben didirikan tahun 1995, mulai gusar. "Bayangkan, selama puluhan tahun berkarir hasilnya seperti ini. Sekarang, saya bingung mau ke kantor, mau masuk ruangan mana, kita duduk nanti yang kita duduki kursi orang. Sekarang, saya kan tidak punya kursi dan meja lagi," ujarnya. Hidayat datang bersama dengan rekannya yang juga pegawai eselon III. Namun, pria dengan postur tubuh tegap itu enggan namanya di tulis dalam koran. Ia menuturkan, sebagai PNS, dirinya merasa tak enak kalau tak dipekerjakan. Sebab setiap bulannya dirinya mendapat gaji.
"Gaji dapat seperti biasa, cuma tunjangannya saja yang tidak dapat. Tapi kita kan abdi negara, masa mendapat tapi kita nggak kerja. Tak enak kalau tak bekerja. Ada beban sosial kami terhadap masyarakat," ujarnya.
Mereka berdua mengaku, selama bekerja tak pernah berbuat masalah. "Kami tidak diberhentikan tetap sebagai PNS, tapi tidak jelas kami bekerja dimana. "Sebentar lagi pensiun, Saat ini saja kalau ditanya orang saya bekerja dimana, bingung jawabnya," kata Hidayat seraya tertawa. Saat Tribun menanyakan hal ini kepada Kepala Distamben, Samuel Robert membenarkan jika kedua stafnya itu nonjob. "Tapi itu tidak terjadi pada era saya. Itu pada era Harry Maryadi (Kepala Distamben sebelumnya). Jumlahnya yang non job sampai sekarang ada 5 orang. Nanti, saya pertimbangkan agar memegang jabatan lagi," kata Samuel. Mantan Asisten II ini juga menuturkan pegawai-pegawai non job itu mungkin mengisi posisi 3 Kasubdin dan 1 Kasi yang belum masuk kerja. Mereka tidak masuk kerja sejak Samuel dimutasi menjadi Kadistamben menggantikan Harry Maryadi Maret lalu.(reo)
Sumber : kaltimpost.co.id dipublish 15 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2009
(83)
-
▼
April
(18)
- KPK Periksa DPRD Kukar
- KPK Periksa Pembagi Dana Baksos
- Pusing Gara-Gara Tandatangan Rp 1,5 M
- KPK Bawa Rp 6 M dengan Tas Kresek
- Syamsuri Aspar Belum Diperiksa
- KPK Periksa Penjual Nasi Kuning
- KPK Periksa Kepala Bappeda
- Anggota DPRD Ramai-Ramai Kembalikan Dana Bansos Kukar
- Samsuri : Coba Tanyakan Ke Aswin
- Total Proposal Tak Bertuan Rp 3,5 M
- HMI Kutuk Pelaku Teror SMS
- Aswin : Tanya SKPD atau PPTK
- Densus 88 Bekuk Penyebar SMS Teror
- Edy Buka-bukaan Soal Korupsi Bansos Kukar
- Syaukani Marah-Marah
- Cerita Tentang PNS-PNS "Menganggur"
- KPK Menyita Bansos Rp 5 M
- Bisa Jadi Tersangka
-
▼
April
(18)
Your Text
Categories
- APBD Kukar (8)
- Dugaan Korupsi KTE Kutim (1)
- Isu Dugaan Korupsi Hand Tractor dan Genset Kukar (2)
- Isu Level Propinsi (6)
- Kekayaan Cawali Samarinda (1)
- Kisruh Honorer Kukar (2)
- Korupsi Bansos Kukar (40)
- Korupsi PON Kaltim (2)
- Kutai Kartanegara (7)
- Lucunya Indonesia (6)
- Mutasi Di Kukar (16)
- Pemekaran Kukar (8)
- Penyelenggara Negara (8)
- Polemik Syaukani (13)
- Ragam Korupsi (5)
Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
Blog List
Total Tayangan Halaman
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Popular Posts
-
Sabtu, 05 Maret 2011 , 08:41:00 Masih Perlu Dana Besar http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92113 TENGGARONG –...
-
SAMARINDA-- Kejaksanaan Tinggi (Kejati) Kaltim terus mengusut dugaan korupsi dana Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kutai Kartanegara tahun 2007 ...
-
Siap Galang Keputusan Masyarakat http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92788 SAMBOJA — Meski didera pro dan kon...
-
Adri No Comment, Rusmadi Tak Jawab SAMARINDA - Tak ada pejabat terkait di lingkungan Pemprov Kaltim yang memberi jawaban memuaskan tentan...
-
77 Desa Mendukung Gabung Kutai Tengah http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92276 TENGGARONG – Diam-diam proses ...
-
Terisolasi di Kabupaten yang Kaya Raya (1) http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92269 Jumat (4/3) cuaca cukup c...
-
http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92668 TENGGARONG – Aspirasi pro-kontra pembentukan Kutai Pesisir terus men...
-
Krayan Foundation Tanggapi Raibnya Dana Perbatasan di APBD http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92319 SAMARINDA...
-
http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92317 Paranoan: Aneh, Ibu Kota Belum Punya Bandara Memadai SAMARINDA - Be...
-
Hemat Sepatu, Berangkat Sekolah Pakai Boots http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=92396 Jarak Kecamatan Sangasan...
About Me
- Tolak Korupsi
- Menggalakkan gerakan anti korupsi yang bisa mengikis kekayaan negara
0 komentar:
Posting Komentar