Rabu, 29 April 2009

KPK Periksa DPRD Kukar

Terkait Dugaan Korupsi Bansos

TENGGARONG, TRIBUN - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa tiga anggota DPRD Kutai Kartanegara (Kukar)  dan seorang pejabat Pemkab Kukar terkait dugaan korupsi penyaluran dana bantuan sosial (bansos) APBD 2008 di Ruang Aria Guna Polres Kukar, Selasa (15/4). Yang diperiksa kemarin adalah adalah Ketua DPRD Rahmat Santoso, anggota Komisi II Hermain dan anggota Komisi I Abu Bakar Has.
Ketiganya diperiksa mulai sekitar pukul 10.30 hingga 12.15.  Sedangkan staf  Pemkab Kukar yang enggan namanya disebutkan itu diperiksa lebih lama. Ia baru diperbolehkan pulang sekitar pukul 15.30. Dari pantauan Tribun, selama proses pemeriksaan, ruangan yang berada di lantai dua itu dijaga oleh seorang dan kadang-kadang dua orang aparat Polres Kukar dari Satuan Provost. Ketika ditanya, petugas jaga itu menjelaskan bahwa ada pemeriksaan beberapa orang oleh KPK.

Menurutnya, pemeriksaan ini memasuki hari kedua. Sebelumnya, Senin (14/4), KPK juga memeriksa beberapa saksi. "Saya kurang tahu, tapi jumlahnya banyak," kata petugas itu ketika ditanya berapa orang jumlah penyidik KPK. Sekitar pukul 11.30, Rahmat Santoso tampak keluar dari ruangan. Ia lalu masuk ke WC yang berada di depan tangga dan naik lagi. Rahmat tampak santai. Ia berjalan dengan menghisap rokoknya. Tak lama, keluar seorang petugas mengenakan baju hem merah. Ia menuju ruang fotokopi. Saat ditanya, ia tampak kaget. "Jangan tanya saya. Tanya sama penyidik KPK saja," katanya seraya mengangkat tangannya.
Kemudian sekitar pukul 12.15, Hermain keluar. Ia tampak santai dan mengatakan beberapa hal. Sayangnya keterangan Hermain tak dapat disebutkan di sini. "Itu off the record," katanya dengan mimik serius. Setelah Hermain, Abu Bakar keluar. Kepada Tribun, Abu Bakar menceritakan bahwa pertanyaannya seputar bansos APBD 2005. "Mereka juga bertanya mengenai perjalanan dinas anggota DPRD. Tapi, pemeriksaannya nggak terlalu serius, seperti ngobrol saja. Ditanyai perkembangan mengenai Tenggarong dan lainnya," kata Abu Bakar. Ia mengaku tak ada pertanyaan seputar senjata api.

 Tak lama, seorang wanita muda mengenakan jilbab dan seragam coklat keluar. Ia mengaku staf Humas dan Protokol DPRD Kukar. Ninis, nama wanita itu, menjelaskan, keberadaannya adalah untuk memantau pemeriksaan anggota Dewan. Sebab, beberapa wartawan telah menanyai perkembangan pemeriksaan ini.
"Ini adalah hari kedua pemeriksaan. Sebelumnya, Bapak Bachtiar Effendi, Setia Budi, dan Yusuf AS sudah diperiksa. Nanti, semua anggota DPRD akan dipanggil. Lima orang, lima orang hingga hari Sabtu. Semuanya akan mendapat undangan pemanggilan," ucapnya.  Kemudian, sekitar 12.30, Rahmat Santoso keluar, ia lalu bergegas menuju Langgar Al Islah yang terletak sekitar 30 meter dari ruang pemeriksaan. Rahmat juga tampak santai. Beberapa kali ia menjawab pertanyaan dengan menggunakan Bahasa Inggris, lalu tertawa. "Yah, seputar bansos," katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa semua anggota Dewan akan diperiksa. "Pertanyaannya diputar-putar," kata Rahmat, mengomentari proses pemeriksaannya. Rahmat lalu pulang setelah menyelesaikan Shalatnya.
Setelah anggota DPRD keluar meninggalkan Polres Kukar, sekitar 5 orang, satu adalah wanita dengan pakaian rapi keluar dari ruangan. Mereka keluar secara bergantian menuju Langgar Al Islah. Ketika ditanya, hampir semuanya enggan untuk menjawab. Ada yang mempercepat langkah kakinya atau hanya mengangkat kedua tangannya. Namun, seorang petugas yang mengenakan sandal dengan label Hotel Bumi Senyiur mengatakan, bahwa ada sekitar 6 orang petugas KPK. Ketika ditanya materi dan hasil pemeriksaan, ia hanya tersenyum lalu beranjak pergi. "Masih lama," katanya ketika ditanya pemeriksaan sampai kapan. (reo)

Dipublikasikan Tribun Kaltim 16 April 2008

0 komentar:

Posting Komentar