TENGGARONG, TRIBUN - "Saya masih Kepala Dinas yang sah," kata Sugiyanto, mantan Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum (PU) Kutai Kartanegara (Kukar) yang dimutasi menjadi Kepala Dinas Transmigrasi kepada para Kasubdin, Kasi dan pimpinan proyek (pimpro) Dinas PU Kukar di Ruang Rapat Kepala Dinas, Senin (16/6). Pernyataan itu disampaikan sebagai bentuk penolakan terhadap mutasi yang dilakukan oleh pimpinannya, Plt Bupati Kukar Samsuri Aspar Jumat (13/6) lalu.

"Mutasi itu seperti ketoprak humor. Saya masih berpegang pada SK yang diterbitkan oleh Bupati (non aktif) Syaukani HR," kata Sugiyanto, yang tak hadir pada mutasi Jumat lalu di Ruang Serbaguna Kantor Bupati Kukar Jumat lalu. Sugiyanto sendiri, tak hadir saat pelantikan yang dilakukan oleh Plt Bupati Kukar, Samsuri Aspar.

Sugiyanto mengumpulkan stafnya kurang lebih 1 jam, mulai pukul 10.00 hingga 11.00. Pria ini juga memberikan arahan kepada stafnya agar seluruh urusan administrasi tetap ditandatangani oleh dirinya. Ia juga menunjukkan surat teguran dari Badan Kepegawaian Nasional (BKN) kepada Plt Bupati Kukar dan Gubernur Kaltim Yurnalis Ngayoh terkait mutasi yang dilakukan oleh Pemkab Kukar sebelumnya. Ia meminta surat itu difotokopi, lalu disebarkan ke setiap ruangan. "Silakan kalau ada yang tak setuju, keluar dari ruangan ini," kata Sugiyanto yang masih menggunakan ruangan Kepala Dinas PU.

Namun, tak satupun staf yang ada di ruangan itu keluar. Di luar ruangan, tampak puluhan massa dari Laskar Kebangkitan Kutai yang berseragam hitam-hitam berjaga-jaga. Kepala Dinas PU yang baru dilantik Jumat lalu, Harun Nur Rasyid juga masuk kantor. Namun ia menggunakan ruangan di dekat Jasa Marga sebagai ruang kerjanya. Massa juga tampak berjaga-jaga di depan ruangannya. Harun sudah tak nampak di kantor sekitar pukul 11.30. Pada hari pertamanya, mantan Wakil Kepala Dinas PU ini belum mengumpulkan para stafnya.

Usai bertemu stafnya, Sugiyanto lalu menengok perkembangan pembangunan venue-venue PON di Stadion Madya Tenggarong Seberang. Ia ditemani beberapa pimpro dan kasi. Sugiyanto memulainya dari Stadion Madya, lalu menuju GOR Beladiri, Velodrome Balap Sepeda dan berakhir di arena Pacuan Berkuda. Selain Sugiyanto, pejabat yang dimutasi namun masih berkantor di jabatan sebelumnya adalah Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Pemkab Kukar, Ubang Hardiyanto. Namun, Ubang mengatakan kehadirannya karena ada beberapa pekerjaan yang ia masih benahi.

"Saya juga menjabat sebagai Ketua Tim PP 41. PP ini mengatur masalah keorganisasian pemerintahan yang baru. Saya ingin, agar prosesnya tetap lancar," ujarnya. Ia tidak berkomentar, ketika ditanya mengapa tak hadir saat pelantikan Jumat lalu. "Saya no comment dulu ya. Saya berharap, semuanya berjalan baik-baik saja," ucapnya. Sementara itu mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Didi Marzuki dan Sekretaris BKD Wilmar Sinaga tak tampak di kantor mereka yang baru. Didi tak masuk kerja di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), sementara Wilmar juga tak terlihat di Dinas Perhubungan (Dishub.

Pegawai-pegawai PU Bingung
MATA wanita itu tampak berbinar. Dengan suara bersemangat, ia menceritakan apa yang baru saja terjadi di kantornya, di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutai Kartanegara (Kukar). "Tadi seru mas. Semua Kasubdin, Kasi dan pimpro dikumpulkan Pak Sugiyanto di Ruang Rapat Kepala Dinas. Kita diarahkan agar segala proses administrasi, tetap diserahkan kepada dirinya," kata Staf Dinas PU yang minta namanya tak disebutkan.  Wanita itu lalu mengulang kata-kata pimpinannya yang Jumat lalu dimutasi ke Dinas Transmigrasi itu. "Pak Sugiyanto juga bilang kalau mutasi ini ketoprak humor. Dan, dia bilang kalau dia tetap sebagai Kepala Dinas yang sah. Tadi dia juga nunjukkin surat dari teguran dari BKN (Badan Kepegawaian Daerah) terhadap mutasi sebelumnya," kata wanita itu lalu tersenyum.

Namun, sebagai staf, ia mengaku kondisi ini membuat mereka menjadi bimbang. Pimpinan mana yang harus diikuti, apakah yang lama atau yang baru? "Kalau ikut yang baru, ternyata SK (Surat Keputusan)-nya dibatalkan, bagaimana nasib kita nanti.  Tapi kalau ikut yang baru... Tak tahulah nanti. Saya sih bawahannya saja, yang susah itu yang jadi Kasubdin dan Kasi," katanya. Ia mengaku, jika Kepala Dinas PU yang baru, Harun Nur Rasyid memanggil dirinya dan seluruh staf. Maka ia akan berkoordinasi dengan rekan-rekannya sebelum memutuskan. "Saya sih telepon-telepon dulu. Kalau banyak yang nggak turun, ya saya nggak ikut turun juga. Takutnya, kalau nama kita ada diabsen itu bisa-bisa kita nggak dipake lagi," katanya seraya tersenyum.

Ia juga mengaku, proses administrasi tetap ia serahkan kepada Sugiyanto. "Pak Sugiyanto itu lima tahun sudah menjadi Kepala Dinas. Saya lihat, banyak pegawai disini yang masih loyal sama dia," ujarnya.Bukan hanya wanita itu, seorang Kasi juga bimbang dengan kondisi tersebut. Ia hanya tersenyum beberapa kali saat ditanya mengenai persoalan ini. "Saya ikut yang benar sajalah. Tapi memang kondisi ini serba rumit," katanya seraya meminta namanya jangan ditulis. Pegawai lainnya yang ditemui Tribun mengatakan, kalau ia akan bersikap netral. "Saya ini bawahan. Yang penting kerjaan saya lancar. Biarlah persoalan itu menjadi persoalan yang di atas-atas saja," ujarnya. (reo)
Dipublikasikan Tribun Kaltim 17 Juni 2008

0 komentar:

Posting Komentar